History

INDONESIAN CHEF ASSOCIATION adalah organisasi non-profit bagi para profesional dan entrepreneur di bidang kuliner. Turut bergabung sebagai anggota adalah para insan kuliner lainnya serta para calon profesional kuliner yang masih dalam pendidikan, dan yang tidak kalah menarik adalah bergabungnya para penggemar kuliner didalam wadah tersendiri.
 
Sebelum tahun 1999 banyak sekali terdapat kelompok professional kuliner di daerah seperti di Jabar ada BCA, di Bali ada Ijumpi, di Medan ada Ijumsu, Jogja Chef Association, Surabaya Chef Association, ACP di Jakarta, Palembang Chef Association, Manado Chef Association. dan masih banyak lagi assosiasi chef yang ada di masing masing provinsi dan masing-masing berdiri sendiri.
 
Kemudian pada tahun 2003, diadakan gathering atau pertemuan Chef se Jawa-Bali yang diadakan di Semarang. Dari hasil gathering tersebut, kami berkomitment mengajukan usulan membentuk sebuah wadah Assosiasi Chef di Indonesia dengan satu nama yang dapat mewakili seluruh assosiasi chef yang ada di Indonesia.
 
Rencana yang sudah sejak tahun 2003 direncanakan tersebut baru dapat terwujud dan terlaksana pada tanggal 23 – 25 Januari 2007 di Bandung, yaitu dalam: ”First Summit Meeting Indonesian Chef” yang pada saat itu dihadiri oleh sekitar 300 chef dari masing-masing perwakilan dari 16 provinsi saat itu. Para perwakilan berkumpul dan membentuk sebuah wadah yang berskala Nasional, mempunyai visi dan misi yang jelas serta mempunyai konstitusi untuk menjalankan roda organisasi secara keseluruhan.
Dibentuklah Badan Pengurus Pusat yang terdiri dari para penggagas yang nota bene adalah pekerja kuliner professional alias para chef yang dengan suka rela dan berkomitmen meluangkan waktu untuk menjalankan roda organisasi dan kemudian kami semua sepakat memberi nama organisasi ini dengan nama Indonesian Chef Association atau disingkat ICA.
 
Akhirnya Munas I (Musyawarah Nasional) diadakan di Bandung dengan dihadiri oleh Dirjen Pariwisata (Bapak Sapta Nirwanda) yang menjabat sebagai Wakil Menteri Pawiwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada saat Munas I selesai, Dirjen Pariwisata juga sekaligus melantik Badan Pengurus Pusat untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, kami, ICA terus berdampingan menjadi partner Kementerian Pariwisata untuk melaksanakan segala kebijakannya.
 
Dari berdiri hingga sekarang kami telah mempunyai 14 BPD/ 7 BPC (Badan Pengurus Daerah dan Badan Pengurus Cabang) serta 7 ambassador/ perwakilan di Luar Negeri dengan jumlah anggota aktif mencapai 800 orang lebih dan anggota pasif (pengikut) lebih dari 1000 orang. Telah banyak kegiatan organisasi, baik yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya maupun yang bersifat sewaktu-waktu, baik itu dilakukan untuk organisasi sendiri maupun sebagai partner pemerintah dalam hal ini Kementerian terutama Kementerian Pariwisata maupun Kementerian lainnya dan Departemen terkait lainnya seperti di bidang Peternakan, Perikanan, Pertanian, dll serta pengusaha kuliner Indonesia dan asosiasi terkait lainnya untuk terus menerus menggali potensi sumber daya hasil bumi Indonesia agar dapat lebih berkembang dan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
 
Tidak henti-hentinya Kami melakukan penyuluhan ke daerah-daerah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat setempat dengan hasil yang ada. Di luar negeri, melalui para perwakilan kami, selalu mengikuti acara dan kegiatan promosi masakan Indonesia baik di hotel tempat mereka bekerja maupun diajang event yang berskala International.
 
Selain itu para anggota senior kami telah pula mengasah diri dan menambah pengetahuan sebagai assessor dan bekerjasama dengan Lembaga Kompetensi Indonesia untuk mengangkat harkat dan martabat para chef Indonesia agar bisa lebih dihargai dan duduk sejajar dengan mitra asingnya didalam negeri maupun diluar negeri. Untuk itu kami juga terus menerus mendidik dan membimbing para generasi muda (young chefs) yang masih dalam pendidikan untuk tidak pernah bosan dan berhenti mencari ilmu dari semua link yang bisa dimasuki.
 
Pertandingan dalam bidang kuliner terus menerus kami adakan di Jakarta bekerja sama dengan UI/ AKPINDO, di Jogjakarta, Manado, Surabaya, Banten, Bandung dan Bali, yang sudah kami jalankan selama 9 tahun berturut-turut dengan nama Kompetisi Dewata Kuliner/ Bali Culinary Challenge dan tahun ini memasuki tahun ke-10.
 
Acara ini selalu bekerja sama dengan institusi pemerintah daerah serta institusi terkait lainnya termasuk memberikan penyuluhan kepada UKM Kuliner (terutama di Bali melalui Pemerintah Kota Denpasar untuk peningkatan produksi dan kemapanan UKM) yang telah berkembang begitu pesat secara signifikan.
 
Indonesian Chef Association ingin mewujudkan Visi dan Misinya dalam bidang Kuliner Indonesia baik dalam mempromosikan Kuliner Indonesia yang beragam dan unik, memberikan masukan dan bimbingan serta peningkatan dalam standard kompetensi para profesionalnya baik yang sudah berkarya maupun yang masih menuntut ilmu serta memberdayakan kehidupan masyarakat di seluruh Indonesia melalui ekonomi kreatif dalam bidang kuliner dengan menggali sumber daya daerah masing-masing serta dapat terus menjadi partner pemerintah dalam melaksanakan kebijakannya dibidang pariwisata terutama dalam bidang kuliner, baik dari produknya maupun peningkatan kemampuan para pekerja kulinernya.