Gelar RAKERNAS, ICA Angkat Tema Kuliner Nusantara Jatidiri Bangsa
Mengusung tema “Kuliner Nusantara Jatidiri Bangsa” Indonesian Chef Association (ICA) sukses menggelar RAKERNAS tahun 2020. Tema ini diambil karena mengingat sekarang banyak masuk kuliner yang berasal dari negara lain, dinikmati dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini dikhawatirkan dapat menggeser tingkat konsumsi Kuliner Nusantara.
“Bahkan salah satu dari pasar bebas sekarang ini adalah produk-produk makanan asing masuk ke Indonesia tanpa hambatan sama sekali. Fenomena ini bisa menjadi ancaman tersendiri bagi keberadaan industri kuliner lokal Indonesia,” kata Chef I Made Witara sebagai kata Ketua Panitia RAKERNAS ICA 2020.
Bertepatan pada tanggal 7-9 Februari 2020 di Prime Plaza Hotel, Yogyakarta. Dihadiri kurang lebih 210 peserta yang terdiri dari 42 orang dari BPP, 119 orang dari BPD dan BPC, 4 orang dari perwakilan dari negara lain atau ambassador dan 46 orang sebagai peninjau. Opening Ceremonial RAKERNAS ICA 2020 pada tanggal 7 Februari, dibuka langsung oleh President of Indonesian Chef Association, Chef Henry Alexie Bloem. Dilanjutkan speech oleh ketua RAKERNAS tahun ini adalah Chef I Made Witara.
Sidang dilakukan pada hari kedua (8/02/2020), di Andrawina Ball Room, Prime Plaza Hotel Yogyakarta. Pembacaan laporan dari masing-masing ketua BPD serta dilanjutkan diskusi Komite A dan Komite B. Terdapat dua sesi sidang RAKERNAS. Ketegangan sidang terlihat dari wajah para peserta.
RAKERNAS merupakan agenda kerja ICA yang dilaksanakan sesuai dengan amanah dalam Anggaran Dasar maupun Anggaran Rumah Tangga ICA, selain RAPIMNAS dan yang tertinggi MUNAS. RAKERNAS juga merupakan forum strategis tahunan bagi para chef profesional untuk menetapkan peran profesi chef dalam rangka pelestarian pengembangan kuliner sebagai daya tarik wisata melalui program kerja yang dibuat dalam sidang-sidang pleno. Karena itu, menurut Chef Made, sangat penting untuk mengembalikan dan mendudukkan potensi kuliner lokal bangsa Indonesia, menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Potensi lokal perlu dikembangkan menjadi basis bagi pengembangan industri kuliner Indonesia. Keanekaragaman kuliner asli Nusantara, sebagai jati diri bangsa, senyatanya, perlu dilestarikan dan ditingkatkan menjadi daya tarik wisata Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta," sambungnya.
“Dalam RAKERNAS kali ini, pembahasan utamanya yaitu tentang aturan-aturan dasar organsisasi yang perlu disosialisasikan, dipahami, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota ICA dalam kedepannya,” ungkap Ketua Panitia RAKERNAS ICA 2020, Chef I Made Witara.
Fokus utama RAKERNAS ICA 2020 lainnya yaitu adanya deklarasi usulan dari ICA untuk terus mendorong pemerintah dalam mengesahkan hari Chef Nasional pada tanggal 25 Januari. Selain sidang pleno, agenda menarik lain di RAKERNAS kali ini yaitu adanya Grand Baking Demo dari celebrity chef (Chef Muto, Chef Yongki Gunawan, dan Chef Chandra Yudaswara) dan Cooking Demo and Workshop Exclusive with Rose Brand dengan tema “Warisan Luhur Kue Klasik Indonesia dan Potensi Bisnis 2020”.
Workshop Exclusive tersebut dihadiri beberapa narasumber, yaitu Dr. Murdijati Gardito, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Ibu Sisca Soewitomo, dan cooking demo dari Chef Yongki dan Chef Chandra. Highlight utama dalam workshop ini yaitu bagaimana caranya kuliner nusantara mampu bersaing dengan kuliner modern lainnya.
“Suatu hidangan yang menggoda selera artinya yaitu memiliki kemasan yang bagus, siap untuk dijual, dan orang yang melihat akan mau untuk membelinya. Dengan dikemas yang menarik, kuliner tradisional nusantara mampu bersaing dengan kuliner lainnya”, ungkap Ibu Sisca Soewitomo.
Mari bersama-sama melestarikan dan memajukan kuliner Nusantara. Jika bukan kita sebagai orang Indonesia, lalu siapa lagi?
Thank you for all sponsorship
Visit Our YoutubeChannel-> klik