Sustainable untuk Kelangsungan Alam
Cinta lingkungan – Sustainable berasal dari kata dasar sustain-able yang berarti menjaga keseimbangan ekologi, bahwa manusia butuh menggunakan sumber daya alam tetapi tanpa perlu merusak ekologi atau keseimbangan ekologi di daerah tersebut. Data dari Nielsen’s New Global Health and Ingredient Survey pada tahun 2016 menyatakan bahwa masyarakat semakin sadar akan kebutuhan makanan sehat yang disertai dengan pola makan yang sehat pula. Sekitar 80% responden membatasi atau melarang konsumsi makanan atau minuman tertentu. Survey yang sama juga menunjukkan sekitar 70% responden menghindari pengawet di makanan, bahan perisa, dan pewarna sintetis. Bagaimana cara sustainable food guna kelangsungan alam lebih baik?
- Buat atau tanam sendiri
Cara sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat sendiri makanan yang sering dikonsumsi atau menanam sendiri bahan-bahan yang sering dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk lebih mengetahui bahan-bahan makanan apa saja yang akan masuk dalam tubuh kita dan dampaknya akan membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Apa ada diantara Anda yang sudah menerapkannya? Menanam cabai, lengkuas, dll? Secara tidak langsung, Anda yang menanam bahan-bahan makanan sendiri di rumah tidak lagi bergantung pada orang lain, seperti harus beli dulu ke pasar, ke supermarket, ke tukang belanja. Anda juga tidak bingung ketika bahan-bahan tersebut sedang mengalami kenaikan harga, enak tinggal petik dari kebun di rumah.
- Batasi jumlah sampah
Tanpa disadari ketika Anda mengolah makanan pasti menghasilkan banyak sampah. Baik itu berasal dari bahan-bahan makanan atau pembungkusnya. Hal kecil yang dapat dilakukan yaitu dengan menjadikan sampah-sampah bahan makanan sebagai pupuk kompos, mengurangi penggunaan kantong plastik dengan membawa totebag, dan membawa wadah sendiri ketika mau membeli makanan di luar.
- Makan dari sumber lokal
Sumber makanan yang berasal dari daerah sekitar. Mengonsumsi produk lokal berarti memelihara sumber daya alam, meningkatkan ekonomi masyarakat, dan mengurangi jejak karbon.
- Beli yang perlu
Sebagian orang membeli makanan yang banyak karena ‘kalap’ atau ingin mencicipi semua makanan yang ada di daftar menu. Pada akhirnya tidak dapat menghabiskan makanan-makanan yang telah dipesan tersebut. Beli karena perlu, bukan sekadar nafsu. Segala sesuatu yang kita konsumsi menggunakan sumber daya alam yang terbatas dan menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
- Pilih yang sehat
Memang makanan tidak sehat seperti fast food dan junk food mudah ditemui dimana saja. Anda pun jelas mengetahui bahwa makanan tersebut tidak baik dan tidak sehat. Faktanya, untuk membuat junk food membutuhkan banyak sumber daya alam dan energi. Belum lagi packagingnya yang tidak ramah lingkungan. Kalau Anda makan yang bahannya berasal dari sekitar lingkungan, pasti bumi jadi lebih sehat, termasuk Anda juga akan lebih sehat. Yuk mulai kurangi mengonsumsi fast food dan junk food.
Itulah 5 cara untuk sustainable untuk kelangsungan alam dan lingkungan. Secara teori memang terkesan mudah, tetapi penerapannya? Mulailah dari diri sendiri dan keluarga, nantinya orang lain yang melihat gaya hidup Anda akan tergerak pula. Semoga artikel yang telah ditulis di website Indonesian Chef Association ini bermanfaat.
Referensi:
Endro Priherdityo (2016), Survei: Masyarakat Indonesia Mulai Sadar Makanan Sehat. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160909050532-255-157172/survei-masyarakat-indonesia-mulai-sadar-makanan-sehat
Ruma Arora Soni, K. Sudhakar, R.S. Rana (2017), Spirulina – From growth to nutritional product: A review, Trends in Food Science & Technology, Volume 69, Part A, Pages 157-171
Fengmei Zhu, Bin Du, Baojun Xu (2016), A critical review on production and industrial applications of beta-glucans, Food Hydrocolloids, Volume 52, Pages 275-288