10 Mitos Diet Rendah Karbohidrat

Jangan salah kaprah! - Semua orang pasti ingin memiliki bentuk tubuh yang sehat dan ideal. Terutama bagi kaum hawa, mereka rela mencoba berbagai macam diet demi mendapatkan bentuk tubuh yang diidamkan. Salah satu jenis diet yang populer dan banyak dilakukan yaitu diet rendah karbohidrat (low carb diet). Orang yang melakukan diet ini harus mengurangi dan memilah asupan karbohidrat yang akan dikonsumsi. Serta mengonsumsi karbohidrat kompleks, kandungan protein, serat, dan vitamin yang lebih banyak. Pastikan kamu tidak mempercayai beberapa mitos di bawah ini mengenai diet rendah karbohidrat:

  1. Tidak mengonsumsi karbohidrat

Tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali termasuk metode yang salah besar. Bukan tidak mengonsumsi karbohidrat, tetapi harus mengurangi dan memilah jenis karbohidrat yang dikonsumsi.

  1. Anggapan semua jenis karbohidrat adalah gula

Faktanya, tidak semua jenis karbohidrat mengandung gula. Tetapi, proses di dalam tubuh yang akan membuat karbohidrat menjadi glukosa dalam darah. Para pelaku diet ini, disarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks supaya penerapannya lebih lambat dan banyak nutrisi penting yang dapat diolah, sehingga baik untuk menahan nafsu makan serta kesehatan tubuh.

  1. Menyebabkan pengeroposan tulang

Mitos mengenai penyerapan kalsium yang lebih banyak ketika mengonsumsi protein lebih banyak daripada karbohidrat telah dipercaya banyak orang. Protein yang sehat dianggap membuat kalsium ikut terbawa selagi diproses di dalam tubuh.  Pernyataan tersebut tidaklah benar. Protein adalah zat bermanfaat yang dapat mendukung kesehatan tulang, bukan malah menyedot kalsium apalagi sampai menyebabkan tulang keropos.

  1. Tidak mengalami kenaikan berdat badan selama diet

Bukan berarti dengan melakukan diet rendah karbohidrat ini berat badan jadi aman dan tidak mengalami kenaikan. Bisa saja berat badan justru akan naik apabila pola konsumsi makanan tinggi lemak yang banyak, lemak baik sekalipun.

  1. Diet rendah karbohidrat baik untuk semua orang

Pernyataan ini termasuk mitos. Tidak semua orang cocok melakukan diet ini, karena memiliki kondisi tubuh dan aktivitas yang berbeda-beda. Efek samping yang dapat ditimbulkan yaitu rasa lemas dan pusing.

  1. Diet rendah karbohidrat harus bersifat ketogenik

Diet keto menjadi acuan dalam melakukan diet rendah karbohidrat (low carb diet). Nyatanya, diet rendah kalori tidak sama dengan diet keto. Para pelaku diet rendah karbohidrat masih dapat mengonsumsi makanan yang tidak selalu bersifat ketogenik.

  1. Karbohidrat membuat gemuk

Banyak orang beranggapan bahwa dengan mengonsumsi karbohidrat akan membuat tubuh gemuk. Faktanya, jika mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah normal, maka tidak akan membat gemuk. Apabila, pemilihan karbohidrat yang tepat juga tidak akan membuat gemuk.

  1. Buruk untuk hati

Diet ini cenderung tinggi kolesterol dan lemak, termasuk lemak jenuh. Banyak orang mengklaim bahwa mereka meningkatkan kolesterol darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada kolesterol makanan atau lemak jenuh yang signifikan menjadi risiko penyakit jantung. Diet renah karbohidrat ini malah dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan trigliserida darah menurun secara signifikan. Mengurangi karbohidrat juga mengurangi peradangan, kadar kolesterol LDL (buruk) tidak meningkat.

  1. Diet rendah karbohidrat membuat kurang makan sayur dan buah

Dari yang awalnya sekitar 300-400 gr karbohidrat per hari, Anda boleh mengurangi menjadi 150-200 gr per hari. Banyak buah dan sayur memang mengandung karbohidrat. Ganti dengan sumber karbohidrat kompleks yang tinggi serat, vitamin, dan mineral, seperti gandum, kentang, soun dan bihun, singkong, apel, pir, dan pisang. Sayuran yang rendah karbohidrat yaitu brokoli, bayam, timun, kembang kol. Kacang-kacangan seperti kacang polong, kacang hijau, kacang buncis, dan kacang merah.

  1. Diet rendah karbohidrat harus mengurangi porsi makan

Diet karbohidrat tidak perlu sampai mengurangi kalori dengan mengurangi porsi makan, yang dikurangi yaitu takaran karbohidrat per harinya. Anda dapat makan dengan frekuensi dan porsi yang sama seperti biasanya, asalkan menu makanannya beragam dan rendah karbohidrat.

Dilansir dari laman Healthline, diet rendah karbohidrat tanpa harus mengurangi porsi makan dapat menurunkan berat badan hingga dua kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan para penganut diet rendah lemak sambil membatasi porsi makan. Itulah 10 mitos mengenai diet rendah karbohidrat yang populer di masyarakat.

Referensi:

Hellosehat , Kompas , Liputan6

Share this Post

Share