5 Cara Memilih Sayuran yang Baik Agar Aman Dikonsumsi

Jangan asal pilih sayuran - Pasti Anda pernah belanja sayur di pasar tradisional atau supermarket, bukan? Konon katanya, sayuran di pasar tradisional lebih baik dan segar jika dibandingkan sayur-sayuran di supermarket. Tetapi kenyataannya, meskipun sayuran di supermarket telah terkena suhu ruangan air conditioner dan telah disimpan selama berhari-hari di rak pendingin masih tetap terlihat baik dan segar.

Gaya hidup sehat yang sedang ramai diterapkan masyarakat masa kini, membuat Anda harus jeli dan teliti dalam memilih sayur-sayuran. Dengan mengonsumsi banyak sayuran tentu akan membuat tubuh Anda menjadi sehat dan segar. Jangan sampai kesalahan dalam memilih sayuran justru membuat Anda kehilangan nutrisi dan vitamin yang terkandung di dalamnya.

Anda tidak perlu khawatir, Indonesian Chef Association akan memberikan tips bagaimana cara memilih sayuran yang baik dan segar agar aman dikonsumsi, simak panduan berikut:

  1. Cermati warna sayuran

Sebelum memutuskan untuk membeli sayuran, hal pertama yang wajib Anda cermati adalah warna sayuran. Pilih sayuran yang cerah atau sesuai warna aslinya. Warna sayuran yang berubah adalah tanda bahwa sayuran itu tidak sehat. Bahkan, ketika ada bintik-bintik putih pada sayuran bisa jadi itu bekas pestisida yang mengering. Anda dapat merendam sayuran ke dalam air garam selama 10 menit dan bilas dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel.

  1. Lubang-lubang kecil pada sayuran

Merasa jijik dengan sayuran berlubang? Justru adanya lubang-lubang kecil akibat dimakan ulat pada sayuran merupakan tanda bahwa sayuran itu sehat tanpa pestisida berlebih. Hal demikian tentu baik untuk kesehatan Anda. Namun, apabila Anda memiliki budget lebih, beli sayur-sayuran yang organik yang sudah pasti bebas pestisida dan dengan proteksi tanaman karena penanamannya di rumah kaca.

  1. Sayuran yang belum dibersihkan

Mungkin sebagian orang merasa jijik atau ‘mencap’ kotor pada sayuran yang masih ada sedikit bekas tanah dan kotor. Padahal hal demikian justru baik, karena sayur-sayuran yang telah dicuci oleh pedagang akan membuat tanaman cepat layu dan busuk. Jika berencana memasak sayuran keesokan harinya, simpan sayuran di dalam kulkas dalam keadaan belum dibersihkan dan cucilah saat sebelum dimasak.

  1. Beli bawang yang tidak bertunas

Pilihlah bawang yang tidak bertunas, karena hal tersebut bersifat racun. Sama halnya dengan pemilihan jenis umbi-umbian. Pastikan umbi yang Anda pilih tidak bertunas dan tidak memiliki bintik hitam pada ujung atas buahnya. Itu menunjukkan umbi tidak sehat. Pilih sayur umbi yang tidak berlubang, tidak berlendir, tidak keriput, dan tidak terdapat goresan di kulitnya. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu bentuknya utuh, tidak penyok atau cuil.

  1. Perhatikan warna masih segar untuk sayuran bunga

Harus perhatikan kesehatan kembang kol atau brokoli seperti tidak layu dan masih berwarna cerah. Perhatikan pula bunga masih terlihat serat-serat halusnya dan lebih tebal. Hal demikian menunjukkan bahwa sayuran bunga dalam kondisi yang baik untuk dikonsumsi. Cara mencuci sayuran bunga yaitu dengan memotong terlebih dahulu sayuran, lalu rendam dengan air campuran garam selama beberapa saat, kemudian bilas dengan air mengalir. Ini dilakukan untuk mematikan ulat yang bersembunyi di sela-sela sayuran.

Nah, itulah 5 cara memilih sayuran yang baik dan segar agar aman dikonsumsi. Jangan lupa untuk mencuci sayur-sayuran di bawah air mengalir. Jika kurang yakin akan kebersihan sayur, dapat mencuci dengan sabun cair pencuci piring. Caranya mudah, sediakan baskom berisi air bersih dan tuangkan sedikit sabun cair pencuci piring ke dalamnya. Kemudian, masukkan sayur ke dalam baskom sambil digosok-gosok kulit atau bagian daunnya. Lalu, angkat sayur dan bilas sampai bersih di bawah kran air yang mengalir.

Amankah cara ini? Jawabannya AMAN. Ini dilakukan untuk menghilangkan sisa pestisida yang masih menempel, pastikan Anda benar-benar bersih membilas sayuran sampai sisa sabunnya hilang, sebelum memasak sayuran tersebut. Semoga bermanfaat!

 

Referensi:

Dokter sehat dan IDN Times

 

 

Share this Post

Share