Bahan Pangan Organik

            Apa benar produk pangan organik itu lebih sehat? – Dewasa ini, masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Dimulai dari mengubah gaya hidup dan pola makan. Tak hanya tentang rasa enak atau tidaknya suatu makanan, tetapi cara mengolah dan memproduksinya secara aman dan sehat juga menjadi perhatian.

            Dalam hal ini, makanan yang dikonsumsi untuk menjaga kesehatan harus berasal dari sumber pangan yang aman, mengandung komposisi gizi seimbang, supaya bisa membuat tubuh tetap sehat. Adanya makanan organik menjadi salah satu option bagi yang peduli dengan keamanan pangan.

            Apa itu bahan pangan organik? Dalam Peraturan Kepala BPOM Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik, pengertian pangan organik sebagai pangan yang berasal dari suatu lahan pertanian organik yang menerapkan praktik pengelolaan yang bertujuan untuk memelihara ekosistem dalam mencapai produktivitas yang berkelanjutan, melakukan pengendalian gulma, hama, dan penyakit, melalui beberapa cara seperti daur ulang sisa tumbuhan tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, pengelolaan air, pengelolaan lahan, dan penanaman serta penggunaan bahan hayati pangan.

Penggunaan pestisida organik seperti toksi bacillus thuringiensis masih digunakan. Bahan pangan organik juga tidak diproses menggunakan iradiasi, pelarut industri, atau bahan tambahan makanan kimiawi.

            Hasil survei yang dilakukan oleh Pew Research Center pada Juni tahun 2016 mengungkapkan bahwa dari 1.480 orang dewasa di Amerika Serikat, 55% responden percaya bahwa produk organik lebih sehat dibanding varietas yang ditanam konvensional. 3% mengatakan bahwa produk yang ditanam secara konvensional lebih baik. Namun, sebanyak 41% menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal kandungan nutrisi antara produk organik dan konvensional/anorganik.

            Di Indonesia, penelitian yang dilakukan Anggia Dwi Akbari, peneliti dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (IPB) meneliti mengenai persepsi konsumen terhadap aspek gizi dan kesehatan pangan organik pada tahun 2016 menyebutkan bahwa dari 120 responden, sebanyak 100 orang bukan anggota komunitas konsumen organik, dan sisanya 20 orang adalah anggota komunitas konsumen organik. Disebutkan bahwa 95% responden memiliki motivasi membeli pangan organik karena dianggap lebih sehat dan 56,67% responden mengatakan bahwa manfaat utama yang ingin didapat dari mengonsumsi pangan organik untuk menjaga kesehatan.

            Prof.Dr.Ir. Ali Khomsan, MS, seorang Guru besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya keluarga, Fakultas Pertanian IPB menyatakan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara tanaman yang ditanam secara organik maupun konvensional/non-organik. Perbedaan lebih kepada aspek pembenahan lingkungan yang lebih baik ketika konsumen memilih pangan organik. Dari sisi keamanan, banyak yang sepakat bahwa bahan pangan organik lebih aman, karena hampir tidak ada pestisida. Namun, jika dari sisi gizi belum ada kesimpulan pasti bahwa pangan organik lebih bergizi.

            United States Department of Agriculture (USDA) juga tidak membuat klaim bahwa makanan organik lebih bergizi daripada makanan yang diproduksi secara konvensional. Laporan terbaru menunjukkan bahwa produk organik mengandung kadar antioksidan yang tinggi. Akan tetapi perbedaannya kecil sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membenarkan temuan ini.

            Nilai lebih pangan organik adalah pada aspek kesehatan lingkungan, bukan soal keunggulan kandungan gizi atau kesehatan bagi tubuh manusia. Pada umumnya, produk pangan organik dipasarkan dengan label khusus pada buah, sayur, atau produk pangan olahan lainnya.

            Harga produk pangan organik di Indonesia masih tergolong tinggi. Alasannya karena produktivitas pangan organik masih rendah. Produktivitas rendah ini terjadi karena konsekuensi dari tidak menggunakan pupuk dan tidak menggunakan benih-benih yang istimewa. Namun, dalam hal biaya produksi, proses pembuatan pangan organik lebih rendah. Konsumen yang membeli pangan organik sebatas mereka yang sudah well informed, well educated, dan mempunyai tingkat ekonomi yang baik. Beberapa produk pangan organik yang bisa Anda beli yaitu daging, susu, telur, buah, sayuran, udang, wine, kopi, dsb.

            Lantas, mengapa mengonsumsi makanan organik?

  1. Bahan makanan organik diklaim tidak mengandung pestisida

Petani konvensional menggunakan pestisida sintetis untuk melindungi sayuran dan buah dari jamur, hama dan serangga. Pestisida ini meninggalkan residu yang menempel pada sayuran dan buah. Petani organik menggunakan predator alami atau perangkap serangga untuk memberantas hama dan serangga.

  1. Bahan makanan organik diklaim tidak mengandung bahan tambahan

Seperti bahan pengawet, pemanis buatan, monosodium glutamate (MSG) atau bahan pewarna dan perisa.

  1. Bahan makanan organik dikaim lebih ramah lingkungan

Pertanian organik bertujuan menjaga kelestarian air dan tanah dengan mengurangi polusi bahan pestisida sintetik.

  1. Bahan makanan organik terasa lebih enak

Ini bisa terjadi karena pertanian organik umumnya mengolah tanaman dalam jumlah terbatas dan langsung menjualnya ke pasar terdekat dari lokasi pertanian tersebut. Makanan yang segar akan terasa lebih enak.

            Sebenarnya, hal yang paling penting dan perlu diperhatikan yaitu bukan apakah bahan makanan itu organik atau konvensional. Namun, pastikan Anda selalu mengolah bahan-bahan makanan tersebut dengan baik dan benar sebelum dikonsumsi. Berikut tips-tipsnya:

  • Belilah buah dan sayur sesuai musimnya atau beli langsung di petani lokal, ini bertujuan untuk mendapat bahan makanan segar dan tinggi kandungan gizi.
  • Cuci buah dan sayuran di bawah air mengalir sebelum diolah. Meskipun, ada bahan pestisida yang tidak dapat hilang setelah dicuci. Anda bisa mengupas kulitnya untuk mengurangi risiko paparan pestisida.
  • Mengonsumsi berbagai jenis sayur, buah, prostein hewani dapat mengurangi risiko paparan terhadap satu jenis pestisida.

Jadi, tentukan sesuai kebutuhan dan kemampuan untuk mengonsumsi produk pangan organik atau konvensional. Semoga artikel ini bermanfaat.

Referensi:

Alodokter , Hellosehat , Kompas , Merdeka , Tirto

Mayo Clinic (2017). Nutrition and healthy eating. Organic food: Is it safer or more nutritious?

Web MD. Is Organic Food Better for You?

Baizan. NHS Choices (2012). Eating organic food 'won’t make you healthier'.

Hoecker, JL. Mayo Clinic (2015). Infant and toddler health.

Schenker, S. Baby Centre (2014). Are organic foods better for my baby?

Share this Post

Share