Mengenal Foods Carbon Footprint

Coba kurangi konsumsi daging yuk - Jejak karbon merupakan ukuran dampak aktivitas manusia yang dinyatakan dalam jumlah emisi gas rumah kaca (karbondioksia). Hampir seluruh kegiatan manusia akan berdampak pada lingkungan. Salah satunya yaitu sumbangan emisi gas rumah kaca (karbondioksia). Dampak tersebut bisa terjadi secara langsung ataupun tidak.

Gas rumah kaca ini menyebabkan panas yang masuk ke bumi menjadi terperangkap di atmosfer bumi, hingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Banyaknya emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia disebut sebagai jejak karbon (carbon footprint).

Jejak karbon penting untuk diketahui agar tahu seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh setiap aktivitas manusia. Ada dua jenis jejak karbon yaitu jejak karbon primer (primary carbon footprint) dan jejak karbon sekunder (secondary carbon footprint).

Jejak karbon primer adalah jejak karbon yang ditimbulkan dari proses pembakaran langsung bahan bakar fosil, seperti pemakaian kendaraan bermotor. Sedangkan, jejak karbon sekunder yaitu jejak karbon yang timbul dari proses siklus produk-produk yang digunakan dari pembuatan hingga penguraian, contohnya adalah produk-produk yang dikonsumsi sehari-hari (makanan), sehingga semakin banyak produk yang dikonsumsi, maka jejak karbonnya semakin besar.

Setiap bahan makanan memiliki kandungan karbon yang berbeda. Menurut FAO, komoditas yang menghasilkan emisi karbon tertinggi adalah serealia (lebih dari 30%) dan daging sapi (20%). Beras merupakan jenis serealia yang memiliki dampak lebih tinggi karena beras mengeluarkan gas metana (CH4). Proses dekomposisi komponen organik memiliki pengaruh signifikan.

Produksi daging sapi juga mencakup emisi dari produksi satu kilogram daging dengan menghasilkan metana dari hewan pemamah biak, emisi karbon yang dihasilkan dari penyediaan pakan sapi, pupuk yang digunakan untuk produksi pakan sapi, dan emisi dari manajemen pupuk kandang.

Bagaimana cara mengurangi emisi karbon?

Pengurangan 70% emisi gas rumah kaca bisa dilakukan dengan mengganti diet dengan bahan makanan dan pola makan yang lebih ramah lingkungan dengan mempertimbangkan penggunaan tanah dan penggunaan air. Rekomendasi yang diberikan tak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi tubuh manusia, yaitu dengan meningkatkan konsumsi sayuran dan buah serta mengatur konsumsi daging.

Konsumsi sayuran dan buah lebih banyak juga bisa meningkatkan kesehatan tubuh. Diet yang terdiri dari makanan tinggi serat memiliki kontribusi yang rendah terhadap emisi karbon di lingkungan. Sebagai langkah awal, coba batasi porsi konsumsi daging dengan mencari alternatif lauk yang bisa didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, maupun jamur.

Selain itu, dianjurkan juga untuk tidak mengonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan harian. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi, berpengaruh terhadap semakin meningkatkanya emisi gas yang dihasilkan.

Berikut adalah kadar karbon dari beberapa jenis makanan, seperti dikutip dari Environmental Working Group (EWG)

Makanan yang kita konsumsi menjadi salah satu sumber gas esmisi, terutama jika makanan tersebut berpotensi menjadi gunungan sampah. Tahukah kamu? Bahwa daging sapi memiliki jejak karbon yang tinggi. Belum lagi apabila dagingnya didatangkan dari luar negeri, seperti USA, Australia, atau Jepang.

Dampak jejak karbon terhadap bumi diantaranya yaitu:

  • Cuaca ekstrim dan bencana alam
  • Perubahan produksi rantai makanan
  • Penyebaran penyakit menular seperti malaria, karena semakin luasnya pergeseran wilayah tropis ke wilayah sub tropis, berbagai penyakit tropis juga akan menyebar di berbagai daerah.
  • Rusaknya ekosistem laut
  • Es di kutub mencair
  • Berkurangnya air bersih

 

Cara mengurangi jejak karbon diantaranya:

  • Kurangi konsumsi bahan makanan impor
  • Bawa tas belanja sendiri
  • Perbanyak makan sayur dan buah
  • Kurangi konsumsi makanan dengan jejak karbon tinggi
  • Jangan menebang pohon sembarangan
  • Pisahkan sampah organic dan anorganik
  • Buat sampah dapur sebagai pupuk kompos

Jadi, tidak ada salahnya untuk mengurangi konsumsi daging atau makanan yang menghasilkan emisi karbon tinggi. Selain mengonsumsi sayur dan buah lebih menyehatkan, juga dapat membantu menjaga lingkungan. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

Referensi:

Linisehat, Liputan6, Saintif, Zerowaste

 

Share this Post

Share